Ciri utama di dalam penelitian R&D Borg and Gall (1989) menjelaskan bahwa :
a. Studying research findings pertinent to the product to be develop. Artinya,
melakukan studi atau penelitian awal (pendahuluan) guna mencari temuan-temuan
penelitian yang berhubungan dengan produk yang hendak dikembangkan.
b. Developing the product base on this findings. Artinya, mengembangkan produk
berdasarkan pada hasil temuan penelitian awal (pendahuluan) itu.
c. Field testing it in the setting where it will be used eventually. Artinya, dilakukan
pengujian lapangan dalam setting atau situasi senyata mungkin di mana produk
tersebut nantinya akan dipakai.
d. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage. Dapat
diartikan bahwa melakukan revisi guna memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
ditemukan pada tahap-tahap pengujian lapangan
Karateristik penelitian pengembangan menurut Wayan (2009) bahwa :
a. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya
inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggungjawaban
profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
b. Pengembangan model, pendekatan, dan metode pembelajaran serta media belajar
yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
c. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba
lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan,
validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
d. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran
perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan
kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas
Langkah-langkah Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan
a. Potensi dan Masalah. Penelitian selalu bermula dari adanya potensi atau masalah.
Potensi merupakan segala sesuatu yang jika didayagunakan akan mempunyai nilai
tambah. Masalah juga dapat diubah menjadi potensi, apabila peneliti bisa
mendayagunakan masalah tersebut. Masalah akan terjadi bila ada penyimpangan,
antara yang diharapkan dengan keadaan yang terjadi. Masalah ini bisa diatasi melalui
R&D yaitu dengan cara menelitinya, sehingga bisa ditemukan suatu model, sistem
atau pola penanganan terpadu yang efektif yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah
tersebut. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam suatu penelitian haruslah
ditunjukkan dengan data yang empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus
dicari sendiri, akan tetapi bisa juga berdasarkan laporan penelitian orang lain maupun
dari dokumentasi laporan kegiatan yang berasal dari perorangan atau instansi tertentu
yang masih up to date.
b. Mengumpulkan Informasi. Sesudah potensi dan masalah bisa ditunjukkan secara
faktual dan up to date, langkah berikutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi
dan studi literatur yang bisa dipakai sebagai bahan guna merencanakan membuat
produk tertentu yang diharapkan bisa mengatasi masalah tersebut. Studi ini ditujukan
guna menemukan konsep-konsep maupun landasan-landasan teoretis yang bisa
memperkuat suatu produk, khususnya yang berhubungan dengan produk pendidikan,
misal produk yang berbentuk program, model, sistem, software, pendekatan, dan
sebagainya. Di lain pihak melalui studi literatur ini akan mengkaji ruang lingkup suatu
produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung supaya produk bisa dipakai
atau diimplementasikan secara optimal, serta keterbatasan dan keunggulannya. Studi
literatur juga dibutuhkan guna mengetahui langkah -langkah yang paling tepat dalam
mengembangkan produk tersebut.
c. Desain Produk. Produk yang dihasilkan dari suatu penelitian R&D ini ada banyak
sekali jenisnya. Untuk menghasilkan sistem kerja baru, maka haruslah dibuat
rancangan kerja baru berdasarkan penilaian terhadap sistem kerja lama, sehingga bisa
ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap sistem tersebut. Di samping itu, perlu
dilakukan penelitian terhadap unit lain yang dipandang sistem kerjanya baik. Selain
itu, harus dilakukan pengkajian terhadap referensi mutakhir yang berkaitan dengan
sistem kerja yang modern beserta indikator sistem kerja yang bagus. Hasil akhir dari
kegiatan ini biasanya berupa desain produk baru yang telah lengkap dengan
spesifikasinya. Desain ini masih bersifat hipotetik, karena efektivitasnya masih belum
terbukti, dan baru bisa diketahui setelah melewati pengujian-pengujian. Desain produk
haruslah diwujudkan ke dalam bentuk gambar atau bagan, sehingga bisa dipakai
sebagai pegangan guna menilai dan membuatnya, serta akan memudahkan pihak lain
untuk lebih memahaminya.
d. Validasi Desain. Validasi desain adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk
menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan
lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi pada
tahap ini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum berdasarkan
pada fakta lapangan. Validasi produk bisa dijalankan dengan cara menghadirkan
beberapa tenaga ahli atau pakar yang sudah berpengalaman memberikan penilaian
terhadap produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk
memberikan nilai desain baru tersebut, sehingga langkah selanjutnya bisa diketahui
kekuatan dan kelemahannya. Validasi desain bisa dijalankan pada sebuah forum
diskusi. Sebelum berdiskusi, peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai
ditemukan desain tersebut, beserta dengan keunggulannya.
e. Perbaikan Desain. Sesudah desain produk jadi, divalidasi melalui diskusi bersama
para pakar dan para ahli lainnya. Maka akan bisa diketahui kelemahan-kelemahannya.
Kelemahan tersebut kemudian dicoba untuk dikurangi dengan jalan memperbaiki
desain tersebut. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang akan
menghasilkan produk
No comments:
Post a Comment