Translate

Thursday 12 September 2019

bagaimana cara menjaga kesehatan badan pada saat pasca kabut asap kebakaran buat saudara kita seua, berikut 5 cara mencegah dampak buruk polusi udara pada kesehatan: 

1. Pakai masker saat keluar rumah Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah selalu memakai masker untuk menghalangi debu polusi udara yang terhirup dan bisa masuk ke saluran pernapasan. Sayangnya, sebagian masker yang dijual di pasaran bukanlah masker yang tepat untuk mencegah dan menghalangi polusi udara. Gunakan masker dengan bahan yang telah terbukti dapat menyaring udara sebaik mungkin, misalnya masker jenis n95. 
2. Bersihkan lantai dari debu dan kotoran tempat tinggal secara berkala Bahan kimia dan alergen dari polusi udara bisa terkumpul dan menumpuk menjadi debu di lingkungan maupun di dalam rumah. Cara untuk meminimalisir penyebaran polusi udara ini adalah dengan menggunakan vakum yang mengandung filter high efficiency particulate air (HEPA). Vakum atau pembersih jenis ini dapat mengurangi debu dan kotoran yang terbuat dari bahan kimia brominated (PBDEs), serta alergen seperti serbuk sari, bulu hewan peliharaan, dan tungau debu. Teknologi filter HEPA diklaim mampu membuat bakteri dan alergen lainnya terjebak dalam penghisap debu. 
3. Jaga kelembapan udara di dalam rumah Selain menggunakan filter HEPA, kita disarankan untuk menjaga tingkat kelembapan di dalam ruangan rumah atau kantor. Kita bisa menggunakan humidifier untuk melembapkan udara ruangan. Jaga kelembapan udara sekitar 30 hingga 50 persen, kelembapan dengan kadar tersebut dapat membantu mengendalikan alergen dan pemicu penyakit pernapasan lainnya. 

4. Jaga asupan cairan dalam tubuh Minum air yang cukup sangat membantu membuang racun dari tubuh. Cairan tubuh yang cukup juga memicu kelembapan yang membantu menyerap polusi yang masuk ke dalam tubuh agar tidak meluas. 5. Konsumsi makanan sehat Makanan sehat sangat membantu menangkal racun jahat dari polusi udara. Oleh karena itu, konsumsilah makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan yang sarat akan vitamin C. Contohnya jeruk, lemon, anggur, dan jambu. Sayur dan buah-buahan juga dapat memperkuat sistem imu sehingga tubuh kita mampu melawan racun yang masuk ke dalam tubuh. Penelitian yang dilakukan Universitas Otago juga menyebutkan, vitamin C lebih lama bertahan di jaringan tubuh jika melalui buah dibandingkan dengan dari suplemen.

R&D dalam penelitian

Ciri utama di dalam penelitian R&D Borg and Gall (1989) menjelaskan bahwa :

a. Studying research findings pertinent to the product to be develop. Artinya, melakukan studi atau penelitian awal (pendahuluan) guna mencari temuan-temuan penelitian yang berhubungan dengan produk yang hendak dikembangkan. 
b. Developing the product base on this findings. Artinya, mengembangkan produk berdasarkan pada hasil temuan penelitian awal (pendahuluan) itu. 
c. Field testing it in the setting where it will be used eventually. Artinya, dilakukan pengujian lapangan dalam setting atau situasi senyata mungkin di mana produk tersebut nantinya akan dipakai. d. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage. Dapat diartikan bahwa melakukan revisi guna memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada tahap-tahap pengujian lapangan

Karateristik penelitian pengembangan menurut Wayan (2009) bahwa :

a. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggungjawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran. 
b. Pengembangan model, pendekatan, dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa. 
c. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
d. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas


Langkah-langkah Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan

a. Potensi dan Masalah. Penelitian selalu bermula dari adanya potensi atau masalah. Potensi merupakan segala sesuatu yang jika didayagunakan akan mempunyai nilai tambah. Masalah juga dapat diubah menjadi potensi, apabila peneliti bisa mendayagunakan masalah tersebut. Masalah akan terjadi bila ada penyimpangan, antara yang diharapkan dengan keadaan yang terjadi. Masalah ini bisa diatasi melalui R&D yaitu dengan cara menelitinya, sehingga bisa ditemukan suatu model, sistem atau pola penanganan terpadu yang efektif yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam suatu penelitian haruslah ditunjukkan dengan data yang empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, akan tetapi bisa juga berdasarkan laporan penelitian orang lain maupun dari dokumentasi laporan kegiatan yang berasal dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date. 
b. Mengumpulkan Informasi. Sesudah potensi dan masalah bisa ditunjukkan secara faktual dan up to date, langkah berikutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang bisa dipakai sebagai bahan guna merencanakan membuat produk tertentu yang diharapkan bisa mengatasi masalah tersebut. Studi ini ditujukan guna menemukan konsep-konsep maupun landasan-landasan teoretis yang bisa memperkuat suatu produk, khususnya yang berhubungan dengan produk pendidikan, misal produk yang berbentuk program, model, sistem, software, pendekatan, dan sebagainya. Di lain pihak melalui studi literatur ini akan mengkaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung supaya produk bisa dipakai atau diimplementasikan secara optimal, serta keterbatasan dan keunggulannya. Studi
literatur juga dibutuhkan guna mengetahui langkah -langkah yang paling tepat dalam mengembangkan produk tersebut.
c. Desain Produk. Produk yang dihasilkan dari suatu penelitian R&D ini ada banyak sekali jenisnya. Untuk menghasilkan sistem kerja baru, maka haruslah dibuat rancangan kerja baru berdasarkan penilaian terhadap sistem kerja lama, sehingga bisa ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap sistem tersebut. Di samping itu, perlu dilakukan penelitian terhadap unit lain yang dipandang sistem kerjanya baik. Selain itu, harus dilakukan pengkajian terhadap referensi mutakhir yang berkaitan dengan sistem kerja yang modern beserta indikator sistem kerja yang bagus. Hasil akhir dari kegiatan ini biasanya berupa desain produk baru yang telah lengkap dengan spesifikasinya. Desain ini masih bersifat hipotetik, karena efektivitasnya masih belum terbukti, dan baru bisa diketahui setelah melewati pengujian-pengujian. Desain produk haruslah diwujudkan ke dalam bentuk gambar atau bagan, sehingga bisa dipakai sebagai pegangan guna menilai dan membuatnya, serta akan memudahkan pihak lain untuk lebih memahaminya. 
d. Validasi Desain. Validasi desain adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi pada tahap ini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum berdasarkan pada fakta lapangan. Validasi produk bisa dijalankan dengan cara menghadirkan beberapa tenaga ahli atau pakar yang sudah berpengalaman memberikan penilaian terhadap produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk memberikan nilai desain baru tersebut, sehingga langkah selanjutnya bisa diketahui kekuatan dan kelemahannya. Validasi desain bisa dijalankan pada sebuah forum diskusi. Sebelum berdiskusi, peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, beserta dengan keunggulannya. 
e. Perbaikan Desain. Sesudah desain produk jadi, divalidasi melalui diskusi bersama para pakar dan para ahli lainnya. Maka akan bisa diketahui kelemahan-kelemahannya. Kelemahan tersebut kemudian dicoba untuk dikurangi dengan jalan memperbaiki desain tersebut. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang akan menghasilkan produk